APANYA YANG SUCI ?


Kitab Suci=Buku Suci
Apanya yang suci?
Wujudnya kah?

Bagiku sebuah kitab atau buku disebut suci atau dianggap suci karena isinya yang yang ditulis dengan niatan suci untuk menuntun pembacanya kepada arah kehidupan yang suci.

Membaca dan menganalisis Injil dan Al Quran berdasarkan pengetahuan dan ilmu sastra tentunya akan melihat dari sisi Intrinsik dan Ektrinsik
Unsur Intrisik
1. Tema,
2. Alur,
3. Penokohan,
4. Setting,
5. Amanat,
6. Sudut Pandang

Unsur Ektrinsik

Analisis Ekstrinsik akan melihat dari luar karya sastra dalam hal ini tentunya Injil dan Al Quran. Adapun unsur ekstrinsik meliputi: latar belakang pengarang, sosial, ekonomi, budaya pada saat karya itu ditulis.

Dalam tulisan ini akan menguraikan analisis Injil berdasarkan Sudut Pandang pengarang.
Adapun sudut pandang adalah: Pengarang sebagai orang pertama dan Pengarang sebagai orang ketiga.
Dalam Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) semuanya mengunakan sudut pandang orang ketiga yang artinya pengarang hanya sebagai pengamat dan membiarkan saja tokoh ceritanya berjalan dan berkembang sendiri.Penarang injil menceritakan apa yang dialami seperti apa yang dia lihat dan apa yang dia pahami, bahkan penulis Injil mengahiri ceritanya dengan membiarkan tokoh ceritanya terbunuh dan berakhir dengan kesedihan. Injil ditulis tentunya juga berdasarkan latar belakang pengarangnya, juga keadan sosial, ekonomi, budaya pada saat karya itu ditulis. Meskipun mungkin penulis menggunakan nama samaran alias bukan nama sebenarnya

Dalam Al Quran penulis cerita mengunakan sudut pandang orang pertama dengan menggunakan kata Aku. Sehingga Pengarang atau Penulis Al Quran dapat menjadi TUHAN dalam rangkaian ceritanya dengan menggunakan kata “Aku” yang ditekankan sehingga hampir semua kata-kata seolah-olah berasal dari Tuhan, dengan kata lain penulismya mengangkat dirinya menjadi Tuhan, dan menjadikan ceritanya adalah “Gedhebuuuuuk” sesuatu yang turun dari langit.

Jadi siapakah penulis Al Quran?
Tuhankah dia si Tuan Anymous ini?
Tuhankah dia si Mr X ini?
Atau mengaku-ngaku tuhan?
Siapakah Si Tuan Anymous Penulis Al Quran?
Siapakah Si Mr X Penulis Al Quran?

Memang Tuhan itu sesuatu yang tidak nampak oleh mata karena bersifat roh.
APA YA, AL QURAN JATUH GEDHEBHUUUUK DARI LANGIT?

Muhjizatkah ?

Sementara nabi-nabi israel mengalami pergulatan dalam memperoleh Wahyu dan semuanya di alaminya sebagai pengalaman individu dalam suasana kesendirian atau malah mungkin dalam keheningan yang khusuk. Sedangkan penulis cerita hanya sebagai pencerita bukan sebagai Aku seperti Si Tuan Anymous Penulis Al Quran.

Yang dialami Yakub dalam kitab kejadian.
Disini penulis menggunakan sudut pandang orang ke tiga. Penulis hanya menceritakan, penulis tidak terlibat dalam kejadian.

Yakub yang ketika dia sedang berbaring, seorang lelaki mendatangi dia dan bergulatlah mereka hingga pagi. Menjelang fajar, lelaki itu memukul sendi pangkal paha Yakub sehingga ia terpelecok, Maka Yakub meminta lelaki itu memberkati dia sebelum pergi karena hari telah pagi.
“Siapa namamu?” tanya lelaki itu kepada Yakub
“Yakub”
“Sejak sekarang namamu adalah Israel.”
Yakub balik bertanya. “Katakan juga siapa namamu”
Yang ditanya menyahut. “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Setelah itu ia memberkati Yakub. Orang itu pergi tanpa menyebutkan namanya.
Yakub merumuskan, “Aku telah melihat Allah, muka dengan muka, tapi nyawaku diselamatkan.

Melihat kontek Allah dalam pengalaman dan Rumusan Yakub, apakah sama dengan Allah dalam dalam rumusan Yesus yang menyatakan dirinya sebagai Anak Allah dalam Injil?
Apakah Allah yang sama dengan rumusan penulis Al Quran yang menggunakan sudut pandang orang pertama dalam penulisan ceritanya?
Yang Menjadikan dirinya Allah dengan menekankan kata aku dalam penulisan ceritanya?
Yaitu Si Tuan Animous. Yaitu Si Mr X

Hey..Hey Siapa dia?

Bila dalam blog seperti : http://vilaputih.wordpress.com/,
http://filarbiru.wordpress.com/, http://haniifah.wordpress.com
mempertanyakan dan mempersoalkan keimanan orang kristen yang mengakui bahwa, Yesus sebagai Nabinya yang menganggap Anak Allah, dengan kitabnya Injil. Kenapa mereka tidak bertanya dan mempersoalkan Hey..Hey..Siapa Dia Situan Anymous? Yang menulis Al Quran dan mendoktrin Mohammad yang tidak dapat membaca.
Bacalah…Bacalah…dan bacalah….

Hal ini berbeda dengan aku.

Sebab Aku Orang Merdeka.

Kenapa?

Hukum Taurat tidak berlaku bagiku
Hukum Injil Tidak berlaku bagiku
Hukum Al Quran tidak berlaku bagiku.
Hukum Weda tidak berlaku bagiku
Hukum Tripitaka tidak berlaku bagiku,
sebab aku bukan hamba dari salah satunya.

Hukum dan kitabku adalah hati nurani.
Apakah perbuatan baik akan bertentangan dengan hukum. Hukum Tidak akan membatasi, dan melarang manusia berbuat baik. Demkian juga dengan hukum Tuhan, Hukum Alam, Hukum Adat. Sebab memang semestinya hukum itu diciptakan untuk kebaikan manusia, alam, lingkungan agar senantiasa aman dan damai dengan demikian selamatlah manusia, alam dari kehancuran.

Tuhan memang tidak beranak kayak Manusia, kambing, apalagi bertelur kayak itik, bebek, juga mentok.
Hanya Adam yang diciptakan Tuhan lewat sabda atau firman.
Karena yang selanjutnya daging adalah daging, (daging berwujud ketikan bapak dan ibu bersenggama sehingga sel jantan bersatu dengna sel telur tapi kehidupan berasal dari Roh yang ditiupkan Allah. Karena itu Roh adalah Roh.
Daging tanpa Roh adalah mayat. Roh tanpa daging tetaplah Roh.

Bila apa yang diajarkan Yesus dianggap penyelewengan akan hukum dan kitab-kitab dan nabi nabi sebelumnya. Mungkin memang seperti itu secara hurufiah. Tetapi Yesuslah yang menguak metafora yang diajarkan oleh para nabi sebelumnya. Sehingga Paulus berani mengatakan dalam suratnya kepada umat di Roma HUKUM TAURAT DAN SUNAT TIDAK MENYELAMATKAN ORANG YAHUDI

UNTUK YANG SENANG MENGATAKAN BAHWA YESUS MENYELEWENGKAN AJARAN PARA NABI, DAN MENGANGGAP DIRINYA PALING BENAR
BACA SURAT PAULUS KEPADA ROMA
E….BACANYA YANG BENER YA. NGGAK USAH KEBURU-BURU NGGAK ADA YANG MAU NGREBUTKOK. LAGIAN KALAU KEBURU-BURU ENGGAK ENAK KOK. ENTAR KAYAK ORANG EJAKULASI DINI HE…HE…HE…

Untuk Yang mengatakan bahwa penulis injil adalah plagiator. Tuh masih mending yang di plagiat milik seniornya yang se bangsa dan se tanah Air.

Paling Ga Lucu You yang benci ama Yahudi Bin Israel memplagiat tulisan dari bangsa yang kamu benci. Anymous lagi.

Yang lebih parah si tuan Anymous atau si Mr X ini mengaku tuhan dengan menekankan kata aku pada setiap tindakan dan penyampaian wahyu sehingga menjadikan seolah-olah perkataan itulah wahyu dari tuhan lalu mengatakan bahwa yang diajarkan Yesus adalah penyelewengan. (Ternyata Tuhan Arab pandai berpolitik juga untuk memperoleh kehormatannya). Apakah hal ini ada karena dari waktu kewaktu keturunan Ishak memang memiliki kenyataan yang lebih daripada keturuan Ismael.

Abraham mengusir Hagar dan Ismael
Kitab Kejadian 21:8-21
8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. 9 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu gagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. 10 berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.’’ 11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. 12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham:
“Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dan Ishak. 13 Terapi keturunan dan hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu.”
14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang garan bersyeba. 5 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: “Tidak tahan aku melihat anak itu mati.’’ Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
17 Allah medengar suara anak itu. lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, KataNya kepadanya:
‘‘Apakah yang engkau susahkan, Hagar? janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak dari tempat ia terbaring. 18 Bangnnlah. angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar. “19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirhatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. 20 Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah. 21 Maka tinggallah in di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir.

Apa yang diinginkan dan Sarah adalah keinginan seorang ibu agar anaknya mendapatkan warisan dan kemulyaan duniawi. (Yang akhirnya dalam injil disebut keinginan daging). Sara takut bila Ismail bertambah besar dan menjadi Pewaris, Hagar akan semakin merendahkan dirinya. Abraham secara manusiawi pasti sangat ingin menolak keinginan Sara, tetapi seperti dalam cerita, Allah menyetujui permintaan Sara.

Bacalah!!!!!
Aku tidak bisa Membaca
Bacalah!!!!!
Kutipan di bawah ini!!!!!
Dikutib dari Novel “BILANGAN FU” karya Ayu Utami

KRITIK HU ATAS MONOTEISME
[CATATAN-CATATAN PENDEK DARI buku harian Parang Jati]

Saya tulis ini setelah rumah Pak Lamardi dilempari batu hingga berantakan. Ia dan keluarganya mengungsi ke tempat kami. Itu adalah kali pertama saya mendengar serangan terhadap orang Ahmadiyah.
Setelah prihatin, reaksi pertama saya adalah bertanya-tanya.
Kenapa monoteisme begitu tidak tahan pada perbedaan?
Kecenderungan ini begitu kuat pada agama-agama Semit, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam. Selain tampak pada perilaku para penganutnya, terdapat pula dalil-dalil yang membenarkan hujatan dan tindakan untuk meniadakan yang lain. Perilaku para penganut selalu bisa dipolitisir. Tapi bahwa ada dalil-dalil yang mendasari sikap anti terhadap nilai lain (“anti-liyan”), itu saya kira harus diakui sebagai persoalan mendasar monoteisme. Kita harus berani mengakui bahwa monoteisme berkehendak memonopoli kebenaran, dan tak tahan pada kebenaran-kebenaran lain.
Kehadiran dalil-dalil “anti-liyan” sangat mencolok dalam monoteisme, terutama jika dibandingkan dengan agama-agama timur. Yakni, agama-agama yang muncul di benua Asia Tengah ke Timur, seperti Hindu, Buddha, Konghucu, Tao, Shinto, dan agama-agama lokal di wilayah ini. Agama-agama ini memiliki sistem yang sangat berbeda dan monoteisme, yang sangat sulit dimengerti oleh kaum monoteis medok.
Dan perbedaan mendasar itu, rupa-rupanya, terdapat pada bilangan yang dijadikan metafora bagi inti falsafah masing-masing. Agama-agama timur sangat menekankan konsep ketiadaan, kekosongan, sekaligus keutuhan. Konsep ini ada dalam kata sunyi, sunyat, shunya. Konsep ini ada pada bilangan nol.
Sebaliknya, monoteisme menekankan bilangan satu. Tuhan mereka adalah SATU.
Persoalannya, sesungguhnya ada pertanyaan besar: apakah ketika mereka merumuskan itu manusia sudah menemukan bilangan nol? Apakah konsep nol sudah ada ketika manusia mencatat wahyu bahwa tuhan itu satu?
Saya kira perkara ini menjadi sangat penting. Sebab, tanpa ada bilangan nol, tanpa ada pengertian mengenai nol, ceritanya menjadi sangat lain. Bilangan satu yang dirumuskan dengan perbandingan terhadap nol sangat berbeda nilainya dan yang dirumuskan tanpa perbandingan dengan nol.

SEJARAH BILANGAN NOL
(diringkas daRI buku Misteri Bilangan, karangan Ninkaou Niala Kram.)

I

LEGENDA TENTANG SUNGAI YANG BERHENTI MENGALIR DI HARI SABBAT
Nun di sebuah tempat di India, ada sbuah sungai bernama Sabbaton. Di seberangnya menetap SEPULUH SUKU ISRAEL YANG HILANG dan akhir Masa Pembuangan di abad ke-6 sebelum masehi. Konon, sampai sekarang (yakni sampai legenda mi diceritakan) kesepuluh suku Israel itu masih tinggal di sana. Sungai ini diberi nama Sabbaton, sebab ia mengalir selarna enam hari saja. Pada hari Sabbat sungai ini berhenti mengalir.
Seorang musafir Yahudi bernama Manasseh ben Israel melakukan perjalanan ke India pada tahun 1630 dan melaporkan bahwa ia melihat sungai itu: yang mengangkut gelondong batu sebesar rumah di hari-hari kerja, namun kering dan licin bagai pasir putih di hari Sabbat. Sabbat adalah hari ketujuh. Hari, yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian, ketika Tuhan beristirahat dan mencipta kehidupan.
Adakah legenda ini bercerita mengenai kontak antara orang-orang Semit dengan orang-orang India?
Kita memiliki tanda-tandanya dalam kemiripan bunyi dan kata:
Sabbat adalah hari ketujuh dalam kalender Hibrani. Sapta adalah tujuh dalam bahasa Sansekerta.
Ehad, ahad, adalah satu dalam bahasa Hibrani dan Arab yang sama-sama berinduk Semit. Eka adalah satu dalam Sansekerta. Esa, dalam Tuhan yang Maha Esa.

II

Diduga, setelah kontak dengan bangsa Semit, orang-orang India menggunakan aksara Semit untuk menulis angka mereka.
Ketika itu bilangan nol belum ditemukan.
Demikian pula, posisi numerasi belum ditemukan. Posisi numerasi adalah cara menulis angka berdasarkan urutan nilai kelipatan sepuluh seperti yang kita kenal sekarang. Kita menganggapnya begitu gampang. Tapi tidak demikian sebelum orang menemukan posisi numerasi. Pada masa itu orang tidak menulis dua ribu delapan dengan “2008”, melainkan dengan “2 ribu 8” atau “2000 8”. Seperti MMVIII.

III

Orang India telah memiliki konsep filosofis mengenai kekosongan, ketiadaan, jauh sebelum masehi. Konsep itu ada pada kata shunya. Dan lambangnya adalah: shurzya-kha (yaitu spasi kosong), shunya-bindi (yaitu titik), shunya-chakra lingkaran, 0).
Inilah konsep yang kemudian berkembang menjadi bilangan 0. Bilangan yang ditemukan bersama ditemukannya posisi numerasi.

IV

Adalah seorang ahli perbintangan dan matematika India yang menulis dalam bahasa Sanskerta. Aryabhata namanya. Hidup di abad ke-5 masehi. Seperti Plato dikenal melalui Aristoteles, Aryabhata dikenal melalui komentatornya, Brahmagupta. Brahmagupta menulis kitab astronomi berjudul Brahmasputa Siddhanta, artinya “sistem Brahma yang direvisi”. Di sini, nol dan posisi numerasi telah dipraktikkan, namun belum terbukakan bagi dunia di luar India.
Satu yang dirumuskan tanpa konsep nol adalah satu yang dirumuskan bukan dalam mentalitas matematis, melainkan mentalitas metaforis.
Satu yang dirumuskan tanpa konsep nol adalah satu yang sekaligus memiliki properti nol. Inilah, saya rasa, yang dicari-cari Ayah melalui pendekatan dan lakunya yang sulit dimengerti dalam bilangan hu. Satu yang juga nol.

*

MONOTEISME MERUMUSKAN DIRI
Kitab agama Semit yang paling tua adalah Alkitab Hibrani. Kepada Musa-lah Tuhan pertama kali merumuskan dirinya secara eksplisit sebagai Tuhan yang satu. Satu-satunya Tuhan.
Beginilah berturut-turut Tuhan mewahyukan dirinya dalam Alkitab:

I

KITAB KEJADIAN (GENESJS)
Dalam buku pertama ini pertama kali Tuhan menyebut dirinya, yaitu ketika hendak menciptakan manusia, adalah dengan bentuk jamak. “Kita”. Berikutnya, bentuk jamak “Kita” dan bentuk tunggal “Aku” sama-sama digunakan.

II

Sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, setelah Menara Babel runtuh, tersebutlah seorang lelaki yang kelak dikenal sebagai Abraham. Ia keturunan Sem. Sem adalah anak Nuh yang menutupi kelamin ayahnya ketika Nuh mabuk anggur sampai tentidur telanjang. Dua anak yang lain malah tertawa-tawa. Keturunan Sem, anak yang santun itu, disebut orang Semit, bangsa yang menjadi induk penganut monoteisme Semit.

Ketika itu mereka tinggal di Sumeria, di della sungai Eufrat dan Tigris, di sekitar wilayah Irak dan Kuwait sekarang.
Tersebutlah, Tuhan menyuruh Abraham meninggalkan kota Ur-Kasdim untuk pergi ke arah Barat Laut, ke tanah yang dijanjikan Tuhan kepadanya. Tuhan berjanji akan membuat keturunan Abraham tak terhitung seperti bintang di langit dan debu di tanah. Tibalah Abraham di Kanaan, yaitu wilayah Palestina dan Israel sekarang.
Di kitab ini—Kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab—Tuhan belum merumuskan dirinya sebagai Tuhan yang Satu. Kepada Abraham, ia merumuskan dirinya sebagai “Akulah Tuhan, yang membawa engkau keluar dan Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu.” Atau, Tuhan dirumuskan sebagai “Allah yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi.”“Allah yang Mahakuasa.” Belum ada rumusan Tuhan yang Satu.

III

Abraham memiliki dua anak. Ismael dan Hagar. Ishak dan
Sarah. Diceritakan, anak-anak Ismael menetap di sebelah
Timur Mesir. Sementara itu, Ishak memiliki dua putra kembar:
Esau dan Yakub.
Esau bertubuh kekar serta berbulu. Ia juga gemar berburu. Sedangkan Yakub, lahirnya pun memegangi tumit Esau. Yakub adalah anak lelaki yang suka tinggal di kemah. Sang ayah menyukai Esau yang gagah. Sang ibu mencintai Yakub, si manis pemimpi.
Ketika Ishak sang bapa telah rabun dan hampir meninggal dunia, ia berniat memberikan berkat kesulungan pada Esau. Tapi istrinya mengelabui dia. Ia menghadirkan si bungsu Yakub, mengenakan padanya kulit domba sehingga tangannya terasa berbulu. Ishak pun memberikan hak kesulungan itu pada si bungsu.
Ketika Esau pulang dan berburu di padang, tahulah dia bahwa adiknya telah merebut berkat itu. Maka ia mendendam pada Yakub.
Cemas akan kemarahan abangnya, si bungsu melarikan diri ke MeSopotamia, yaitu di sekitar aliran Eufrat dan Tigris.
Kepada Yakub-lah Tuhan menampakkan diri lagi. Melalui mimpi yang istimewa. Dalam tidurnya, si manis pemimpi Yakub melihat tangga menuju langit. Tampak malaikat-malaikat naik turun di sana. Tuhan memperkenalkan diriNya sebagai, “Akulah Tuhan, Allah Abraham dan Allah Ishak.” Belum ada rumusan eksplisit tentang keesaan Tuhan seperti kelak dalam wahyu kepada Musa.
Kali kedua Tuhan menampakkan diri lagi kepada Yakub dengan cara yang istimewa pula. Ketika ia sedang berbaring, seorang lelaki mendatangi dia dan bergulatlah mereka hingga pagi. Menjelang fajar, lelaki itu memukul sendi pangkal paha Yakub sehingga ia terpelecok. Maka, Yakub meminta agar lelaki itu memberkati dia sebelum pergi karena hari telah pagi.
“Siapa namamu?” tanya lelaki itu kepada Yakub.
“Yakub.”
“Sejak sekarang namamu adalah Israel.”
Yakub balik bertanya. “Katakan juga siapa namamu.”
Yang ditanya menyahut. “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Setelah itu ia memberkati Yakub. Orang itu pergi tanpa menyebutkan namanya.
Yakub merumuskan, “Aku telah melihat Allah, muka dengan muka, tapi nyawaku diselamatkan.”
Di kitab ini juga belum ada rumusan tentang Tuhan yang Esa. Tetapi, telah muncul persoalan nama. Manusia ingin mengetahui nama tuhannya. Tapi Tuhan tak mau mengungkapkan namaNya. Persoalan inii akan hadir kembali dalam kisah Musa.

IV KITAB KELUARAN (EXODUS)

Dalam kitab kedua ini, Tuhan menggunakan kata “Aku” sepenuhnya.
Tuhan menampakkan diri kepada Musa. Sebelumnya, telah beberapa generasi lamanya Tuhan tak pernah mewahyukan diri.
Ketika itu keturunan Yakub telah menjadi bani Israel, yaitu orang Hibrani, yang oleh karena kelaparan di negerinya, pindah dan menumpang di Mesir. Tapi, setelah beberapa angkatan, akhirnya kaum imigran Hibrani ini diperbudak oleh para Firaun. Musa tampil sebagai pembebas bani Israel.
Pertama kali, Tuhan menampakkan diri dalam rupa api yang menyala pada semak duri. Ia memperkenalkan diriNya sebagai, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Tuhan mengutus Musa untuk meminta orang Israel bangkit dan pergi dan Mesir. Kembali ke K.anaan.
Bertanyalah Musa, “Jika orang Israel bertanya siapa nama Allah nenek-moyang Israel, bagaimana harus kujawab?”
Firman Tuhan, “Aku adalah Aku.”
Demikian, manusia ingin mengetahui nama tuhannya. Tuhan mengelak mengungkapkan itu. Barangkali, sebab Tuhan tak mau membiarkan dirlNya dipersepsikan berdasarkan kerangka pikir manusia. Pada masa itu Setiap allah di Mesir memiliki nama.
Tuhan menampakkan dirinya berulang kali kepada Musa.
Ketika akhirnya Musa telah membawa bani Israel keluar dan Mesir dan tiba di gunung Sinai, di puncaknya Tuhan memberi kepada Musa dua loh batu yang terkenal itu: Sepuluh Perintah Allah.
Perintah pertamanya berbunyi demikian: “Akulah Tuhan, Allahmu. Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.”
Itulah rumusan eksplisit pertama monoteisme.
Sejak Sepuluh Perintah Allah diturunkan, secara sistematis monoteisme melarang allah-allah yang lain, Sejak itu Tuhan penuh kemarahan jika ada allah-allah lain. Sebelumnya, Tuhan tidak pernah menegasikan eksistensi tuhan lain. Sebelurn Musa, Tuhan merumuskan dirinya secara afirmatif atau positif. Semenjak Musa di gunung Sinai rumusan negatif digunakan. Yaitu, menegasikan yang lain.
Dengan cara baca yang lain: rumusan negatif ini justru menunjukkan posisi persaingan dengan allah-allah lain. Bagi saya, rumusan pertama di semak belukar (“Aku adalah Aku”) jauh lebih menggugah ketimbang rumusan di gunung Sinai (Jangan ada allah selain aku.”) Yang pertama bersifat pernyataan positif. Yang kedua bersifat perintah negatif.

V

Bagaimanapun, monoteisme pertama kali dirumuskan sebelum manusia mengenal bilangan nol.
Di Kanaan Israel menjadi kerajaan besar, yang mencapai puncaknya pada dua raja agung, Daud yang perkasa dan Salomon nan bijak. Setelah itu, kerajaan Israel pelan-pelan keropos.
Nenek-moyang Israel, Yakub, yaitu yang oleh Tuhan dinamai Israel, memiliki duabelas anak. Ya, 12. Keduabelas anak itu menjadi 12 suku Israel.
Ketika kota terakhir Israel dihancurkan oleh Asyiria, di abad ke-6 sebelum masehi, dan 12 suku itu tertinggal dua saja. Yaitu, suku Lewi dan suku Yehuda. Yang terakhir menjadi dasar kata Yahudi.
Sepuluh suku yang lain hilang. Mereka dikenang sebagai SEPULUH SUKU ISRAEL YANG HILANG. Mereka konon pergi ke India dan tinggal di seberang sungai Sabbaton. Yaitu, sungai yang hanya mengalir 6 hari dan beristirahat pada hari Sabbat.Sepuluh yang barangkali menjadi angka.
Dan pembacaan kembali atas dua kitab Monoteis tertua, Genesis dan Exodus—atau Kejadian dan Keluaran—ada beberapa hal yang saya catat:
Satu. Tuhan mengelak mengungkapkan nama.
Dua. Ia menggunakan deskripsi ke-maha-an.
Tiga. Ia menggunakan rumusan afirmatif/positif.
Empat. Ia menggunakan rumusan negatif.
Mengapa Tuhan mengelak mengungkapkan nama?
Sebab pada masa itu setiap allah memiliki nama. Demikian, allah- allah itu terjebak dalam kerangka pikir manusia. Penolakan atas nama adalah penolakan dan jebakan kerangka pikir manusia. Yang penting digaris bawahi: Tuhan mengelak diringkus ke dalam kerangka rasional.
(Tapi Ia juga bukan irasional. Sebab irasional adalah definisi yang dirumuskan berdasarkan kerangka rasional pula. Tuhan mengelak dan kerangka ini.)
*

Kembali pada perumusan dengan bilangan. Monoteisme dirumuskan sebelum bilangan no! dirumuskan
Pertanyaan: seandainya Musa mengenal konsep shunya, atau mengenal nol yang spiritual, akankah dia merumuskan Tuhan sebagai shunya? Yaitu yang kosong sekaligus penuh, tidak berupa, tidak berbatas, tidak berbanding dan maha?
Seandainya dulu bani Israel mengenal shunya, akankah Tuhan merumuskan dirinya sebagai shunya?
*

Penemuan nol adalah revolusi dalam pikiran manusia.
Ketika nol belum ditemukan, sesungguhnya hilangan tidaklah hanya matematis. Ketika nol belum ditemukan, manusia belum membedakan bilangan rasional maupun irasional, primer maupun riil. Ketika itu manusia belum menarik jarak antara dunia dan dirinya, yang obyektif dan yang subyektif. Manusia belum modern. Bumi belum berbentuk dan kosong.
Firman adalah puitis dan di dalamnya bilangan itu metaforis.
Masalahnya bermula ketika shunya menjadi bilangan nol. Shunya yang metaforis dan spiritual menjadi matematis dan rasional.
Bilangan nol dirumuskan kepada dunia monoteis pada abad ke-8. Lebih seabad setelah wahyu monoteis yang terakhir turun. Tapi, setelah itu mental matematis berkuasa atas bilangan. Orang tak bisa lagi melihat kualitas bilangan sebelum dia ditemukan. Yakni, kualitas puitis, metaforis, dan spiritualnya.
Maka mulailah manusia menerapkan yang puitis itu secara matematis, yang spiritual secara rasional. Tuhan, yang sejak dulu mengelak dinamai, kini diningkus ke dalam kerangka pikir manusia. Tuhan, yang mengelak dinamai, kini justru diringkus ke dalam angka.Tiada tempat lagi bagi misteri.
*

Pembacaan ulang tadi penting bagi saya untuk memahami Ayah.
Bilangan hu adalah jalan Ayah untuk mengembalikan dunia yang terbelah kepada dunia yang utuh.
Bilangan HU adalah cara Ayah untuk mengingatkan kembali bahwa rasio telah kelewat berkuasa. Demikian berkuasa ia sehingga bilangan “satu”—esa, yang sesungguhnya memiliki kualitas spiritual shunya—diringkus ke dalam satu yang matematis belaka. Bilangan 1 yang riil, primer, rasional, dan operasional.
Demikianlah mental kaum monoteis setelah dunia menjadi rasional. Tuhan menjadi seperti bilangan 1 yang riil, primer, rasional, operasional.
Bilangan hu adalah jalan Ayah agar manusia bisa melakukan retret, pengunduran diri dari rasionalitas, ke dalam sebuah jeda. Jeda yang memungkinkan mereka untuk mengenali kembali kualitas spiritual pada mental mereka. Melalui perenungan mengenai sebuah bilangan bernama hu. Yaitu, bilangan yang sekaligus memiliki properti nol dan satu. Bilangan mengenai yang esa dan shunya.

82 respons untuk ‘APANYA YANG SUCI ?

  1. ary 9 Maret 2011 / 7:49 pm

    lucu deh,,,,,,

  2. javanizis 10 Maret 2011 / 11:43 pm

    Kadang manusia perlu yang lucu agar tidak jenuh

  3. Filar Biru 12 Maret 2011 / 4:29 am

    Yesus dalam persepsi kami adalah Nabi Isa adalah sesosok nabi Allah, yang tidak pernah menyeleweng dengan segala perintah Tuhan. Jadi harap anda camkan bahwa Isa adalah seorang nabi.

    Yang menyeleweng sebenarnya adalah Paulus yang mengaku2 sebagai nabi. Padahal Nabi ISa sendiri tidak mengenal siapa itu Paulus.Bertemu saja tidak pernah.

    Kalau anda punya bukti bahwa antara Isa dan Paulus pernah bertemu tolong anda buktikan!!!

    Kalau menurut anda bahwa anda tidak percaya dengan Kitab Suci, sepertinya anda perlu mengoreksi kembali tulisan anda di atas.

    Kalau hukum dan kitabku adalah hati nurani, sepertinya anda sengaja permainkan kata.

    Postinganmu bahkan banyak mengambil alur cerita dari alkitab.

    • cuman komen 26 September 2012 / 12:17 am

      * Yang menyeleweng sebenarnya adalah Paulus yang mengaku2 sebagai nabi. Padahal Nabi ISa sendiri tidak mengenal siapa itu Paulus.Bertemu saja tidak pernah. *
      Sebelum koment, mending pikirin dulu apa yang mau di omongin.
      Memang betul paulus itu bukan nabi, dia kan rasul. Hahaha.

      Bukti paulus ketemu dengan YESUS :
      Kisah Rasul 9:1-5
      Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
      Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu

      NB : Yang nulis kitab para Rasul itu adalah Lukas.

  4. javanizis 12 Maret 2011 / 9:30 pm

    Aku yakin tidak ada orang kristen diseluruh dunia yg menganggap PAULUS sebagai nabi.Paulus juga tidak menyatakan dirinya sebagai nabi. Dalam surat2 Paulus hanyalah mencoba menjabarkan perumpamaan&metafora yg di ajarkan YESUS. Adakah yang disalibkan bagimu Paulus atau Petrus. Tidak yang disalibkan buat kamu adalah YESUS. Adakah seorang murid lebih besar dari gurunya. Anda meminta bukti apakah paulus pernah bertemu YESUS. Saya juga mau tanya. Apakah PAUS pernah bertemu YESUS. WALI SONGO bertemu MOHAMMAD?

    • Filar Biru 16 Maret 2011 / 11:51 am

      @Javan

      saya bertanya kepada anda tolong di jawab!!! bukan mala balik bertanya.

      Di dalam pelajaran kepercayaan anda sendiri, bahwa Paulus mengaku sebagai rasul (kalau engkau tidak mengakuinya sebagai nabi) nah…saya menanyakan kepada anda bahwa APAKAH PAULUS PERNAH BERTEMU DENGAN YESUS?

      jawab dulu pertanyaan saya, baru nanti saya yang jawab pertanyaan anda!

      • javanizis 17 Maret 2011 / 10:58 am

        Lho masak nggak ngerti maksud pertanyaanku?
        Apakah PAUS pernah bertemu YESUS. WALI SONGO bertemu MOHAMMAD?
        Paulus dalam surat-suratnya mengaku sebagai rasul. Jangan menganggap definisi rasul sama dengan di Al Quran atau definisi umat islam kebanyakan dong.
        Definisi rasul untuk Paulus harusnya lebih sempit, seperti Wali Songo di Indonesia khususnya Jawa (Sebab Wali Songo adanya hanya di tanah jawa) Anggap saja seperti itu. Jadi pertanyaanya Apakah PAUS dalam dunia Katholik pernah bertemu YESUS, WALI SONGO bertemu MOHAMMAD? Untuk menjadi penyebar suatu ajaran haruskah bertemu dengan yang menciptakannya. Bila begitu apa yang apa yang dikatakan oleh Sokrates, Aristoteles, dan penemu-penemu lainya ga akan sampai ke kita dong? Bila harus begitu kita sekarang pasti tidak dapat menikmati listrik, internet, dan berdebat lewat postingan.

        Bukankah untuk menjadi pemeluk suatu agama itu modalnya karena percaya?

        Untuk itu aku tulis
        Hukum Taurat tidak berlaku bagiku
        Hukum Injil Tidak berlaku bagiku
        Hukum Al Quran tidak berlaku bagiku.
        Hukum Weda tidak berlaku bagiku
        Hukum Tripitaka tidak berlaku bagiku,
        sebab aku bukan hamba dari salah satunya.

        Hukum dan kitabku adalah hati nurani.
        Jadi apabila kita melakukan sesuatu berdasarkan hati nurani akankah bertentangan dengan Taurat, Injil, Al Quran, Weda, Tripitaka, bahkan hukum adat sekalipun.
        Karena ada tertulis “Hukum tidak melarang seseorang untuk berbuat baik.
        Agama mengajarkan agar kita berbuat baik.
        Bahkan ada tertulis “Jangan kamu mengatakan “Kamu kafir” sebab bila kamu mengatakan itu kamulah yang layak di hadapkan pada mahkama agama. (Kata-kata ini sangat luas maknanya. Dalam pemahaman islam tentunya tidak bisa hanya dipahami secara syariat islam saja tetapi harus hakekat, dan mahrifat)
        Pemahaman akan tuhan bukan manusia yang layak menjadi hakimnya, tepapi Tuhan sendiri dan malaekatnya yang akan menjadi hakim.

        (Metafora)

  5. abu hanan 14 Maret 2011 / 5:38 am

    Pada hukum dan kitab “Nurani”,bagaimana pendapat anda tentang Tuhan?Atau ringkasan buku diatas mewakili pendapat anda?

  6. javanizis 14 Maret 2011 / 9:45 am

    Secara garis besar ya? Saya juga menganggap ke esaan TUHAN bukan hanya secara matematis, tapi juga mistis. Karena TUHAN memang MAHA yg tak dapat diringkas hanya dalam (satu) hitungan dan bilangan matematika. MATEMATIK TAK DAPAT MENALAR TUHAN, TAPI HATI NURANI ADALAH TAHTA TUHAN. SEPERT DIKATAKAN YESUS:”TUBUHMULAH BAIT ALLAH” Jadi, maaf saya melihat lempar batu di ka’ba pun sbg metafora yang perlu di artikan.

  7. oiy 1 April 2011 / 1:06 pm

    Kitab Suci Hati Nurani??
    maksudnya hati nurani manusia?
    Manusia yang mana dari 5 milyar lebih penduduk bumi?
    Masing-masing manusia mempunyai standar kebenaran yang berbeda, bagaimana ini?

    • javanizis 4 April 2011 / 7:24 pm

      Ya hati nurani manusia setiap individu, karena hati nuranilah manusia dapat memilih dan menentukan yg dianggap benar. Itulah yang disebut orang jawa kitab basah sedang kitab suci yang ditulis adalah kitab kering atau mati karena tak dapat menyesuaikan dg situasi jaman. dengan kata lain apa yang sudah tertulis tak dapat berubah.

  8. oiy 6 April 2011 / 8:03 am

    Yang dianggap benar itu belum tentu benar. Yang anda anggap benar menurut saya tidak benar. Begitulah seterusnya. Itu baru dua orang saja bagaimana dengan jumlah 5 Milyar orang lebih?
    Yang sudah tetulis tak dapat berubah tetapi penapsiran yang sudah tertulis itu setiap individunya berbeda2 bahkan tidak jarang terjadi benturan2.

  9. javanizis 7 April 2011 / 11:31 pm

    Hati nurani tidak pernah berbenturan, akal manusia lah yang berbenturan. Karena akal lah manusia menjadi pedusta dan tidak jujur. Sehingga ada kata ngakali. Karena itu ada kata-kata Muhjizat yang paling tinggi adalah akal budi. akal harus dikendalikan budi yaitu hati nurani

    • Ibeng 8 April 2011 / 8:51 pm

      Hati nurani..?
      Kalau nurutin hati nurani se’… Gak sepantasnya balita di jebloskan dalam neraka.
      Kalau nurutin hati nurani se’…semua penjahat di lepaskan saja dari penjara.
      Berhubung ada akal,harus di pertimbangkan dulu segala kemungkinannya. Jika penjahat di lepaskan:
      a..dikhawatirkan akan mengulangi kejahatannya.

      b.Di khawatirkan orang baik akan menjadi cenderung kepada kejahatan(kalau kepepet),kan gak di apa-apain.
      Mas ini benar-benar gak jelas..toh..!
      Kalau nurutin hati nurani se…?
      Emang hati nurani itoe apaan see… Ape… Gak tegaan gituu(gak sampai hati).

      • JAVANIZIS GATOLOCO NEW ERA 16 April 2011 / 10:35 pm

        Karena itu ada perumpamaan, “BERIKANLAH KEPADA ALLAH APA YANG MENJADI HAK ALLAH DAN BERIKANLAH KEPADA RAJA APA YANG MENJADI HAK RAJA” Jadi jelas ada pemisahan antara apa yang bersifat lahiriah dan apa yang bersifat batiniah.

  10. oiy 8 April 2011 / 9:39 am

    Lha…dunia ini maju karena akal manusia, kok dikatakan pendusta dan tidak jujur?

    • JAVANIZIS GATOLOCO NEW ERA 16 April 2011 / 10:40 pm

      Lihat jawaban untuk ibeng. Karena itu ada kata2 Keinginan daging dan keiginan roh. Istilah ini setiap aliran agama mengunakan istilah yang mungkin berbeda dengan tujuan yang sama.

  11. oiy 19 April 2011 / 6:43 am

    Gimana hubungannya keinginan daging, keinginan roh dengan akal yang kamu katakan pendusta dan tidak jujur?

    • javanizis 19 April 2011 / 7:37 pm

      Keinginan daging/akal yang ingin dicapai adalah kebutuhan dan akan kenikmatan duniawi, keinginan roh adalah keinginan spiritual

  12. Ibeng 19 April 2011 / 5:20 pm

    Lha…untuk mempertahankan hidup saja kamu harus makan..
    Lha…untk bisa makan kamu harus membunuh suatu mahluk hidup atau mau menunggu mahluk itu mati dulu..
    Batasannya dimana entu hati nurani pak..?

    • javanizis 19 April 2011 / 7:46 pm

      Bila harus membunuh tentunya punya alasan untuk membunuh. Apakah hanya untuk makan manusia mesti harus membunuh sesamanya.

  13. oiy 20 April 2011 / 8:08 am

    “Keinginan daging/akal yang ingin dicapai adalah kebutuhan dan akan kenikmatan duniawi, ”

    Dimana letak dusta dan tidak jujurnya?

    “keinginan roh adalah keinginan spiritual”

    Contoh realnya seperti apa?

    • javanizis 1 Mei 2011 / 12:12 pm

      Akal akan menyatakan kebenaran setelah terbukti, sebelum itu yang ada hanyalah dugaan, diagnosa. Berarti itu masih dalam teka-teki yang bisa benar atau salah. Akalmu bisa menduga apa yang tersembunyi di balik tembok yang tak terlihat oleh mata. Keinginan roh adalah keinginan spiritual. Roh itu tidak berdusta, karena roh itu tulus ikhlas.

  14. Iwan 20 April 2011 / 9:49 pm

    Nah itu dia mas…!
    Hati nurani entu gak punya batasan yang jelas.
    Contohnya; dimata anak kamu mungkin kamu seorang bapak yang baik,tapi belum tentu dimata anak tetangga saya.. kalau memang kamu punya hati nurani jangn cuma ngurusin anak sendiri,coba sekali-kali urusin juga anak tetangga,perlakukan si anak seperti kamu memperlakukan kepada anak kamu.
    Kalau bisa lebih kamu utamakan daripada anak kamu sendiri.
    Kalau mau tahu ya mas… Hati nurani itu egois…

    • javanizis 25 April 2011 / 10:18 am

      Bagiku justru akallah yang egois. Karena seorang yang bapak yang berhati nurani akan begitu peduli dengan lingkungan sekitar. Akal hanya akan memenuhi kesenangannya sendiri dan kepingin dipuji. Tidak ada ketulusan apa lagi keiklasan.

  15. Iwan 25 April 2011 / 8:02 pm

    @ javanis

    Itu namanya akal yang sudah di kendalikan oleh nafsu yang berada di dalam hati.
    Akal cuma nurutin kata hati.
    Jika hatinya busuk,maka busuklah yang selalu ada dalam pikirannya.
    Jika hatinya baik,maka kebaikanlah yang selalu ada dalam pikirannya,bagaimana cara terbaik menolong orang sakit.
    Hatinurani itu goblok,cuma punya keinginan tapi tidak punya solusi terbaik.

    • javanizis 28 April 2011 / 11:10 am

      Sudah bisa membedakan antara NAFSU, AKAL, DG HATI NURANI APA BELUM? KALAU BELUM….BELAJARLAH. Kamu katakan hati nurani hanya punya keinginan tidak bisa memberikan solusi. Hati nurani tidak berkeinginan. Yang berkeinginan adalah akal dan nafsu. Kalau kamu anggap tidak memberikan solusi itu karena kamu tidak pernah mengajaknya berkomunikasi. Kamu juga tidak akan dapat berkomunikasi karena kamu tidak mengenalnya.

  16. Iwan 28 April 2011 / 6:03 pm

    @ Javanis

    Kalau nurutin hati nurani,saya gak sampai hati membunuh domba goblok,ayam,sapi dll.
    Karna saya butuh untuk bertahan hidup,nah akal itulah yang berperan,kalau kamu tidak makan binatang mau makan apa ?

    • javanizis 30 April 2011 / 10:14 am

      Membunuh seekor kambing untuk dimakan adalah wajar. Seekor untukmu tentu cukup untuk 3hari. Kalau kau habiskan sekali gus..uh.. nafsu banget. Itu namanya rakus. Membunuh dlm jumlah besar dan liar itu namanya pembantaiaan. Itu nafsu. BISAKAN MEMBENDAKAN?

  17. Iwan 1 Mei 2011 / 3:48 pm

    @ javanis

    Sudah saya dari awal….
    Hati nurani itu bodoh,tidak tahu kebutuhan hidup sama bodohnya dngn anda.

    • javanizis 3 Mei 2011 / 10:06 am

      Simak kata-kata berikut…
      Daging tanpa Roh itu mayat. Roh tanpa daging tetaplah Roh. Aku disebut manusia karena aku memiliki roh, daging, dan akal untuk memenuhi kebutuhan hidup.
      Kebutuhan hidup……
      Bila sekedar untuk hidup dan memenuhi kebutuhan hati nurani tak banyak yang dibutuhkan manusia. Yang menjadikan manusia rakus adalah nafsunya dan akal menjadi alatnya. Bila akal dikendalikan hati nurani, maka baiklah jadinya. Bila akal dikendalikan nafsu hancurlah dunia.
      Muslim adalah orang yang dapat menciptakan lingkungan yang damai di mana dia tinggal.
      Islam adalah damai dan selamat. Jadi dapatkah anda menciptakan keselamatan bukan hanya untuk diri anda, tapi untuk keluarga anda, lingkungan anda, negara anda, dunia ini.

  18. Iwan 3 Mei 2011 / 3:28 pm

    @ javanis

    Roh tanpa daging mau jadi apa? Gentayangan.

    • javanizis 19 Juli 2012 / 11:36 pm

      Semoga ketika rohmu bila terpisah dengan daging tidak gentayangan.

    • javanizis 8 Mei 2011 / 7:59 pm

      TRIMA KASIH DA MAU BERKUNJUNG…HE..HE..KOMENYA MANA?

      • حَنِيفًا 9 Mei 2011 / 1:53 pm

        Ini menurut sayah lho… 😀
        Semua kitab suci Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an ditulis oleh manusia dan khususnya di bimbing oleh Malaikat Jibril. Adapun bukti bahwa Kitab2 tersebut adalah kehendak (wahyu) yang Allah Yang Maha Kuasa, maka harus harmonis dengan hukum fisik dan metafisis alam raya ini.

        Kitab Suci Agama Lain sayah no komeng dah….

        • javanizis 11 Mei 2011 / 12:16 pm

          SETUJU DENGAN PENDAPAT ANDA. Dan dlm kitab yg anda sebutkan berisi ajaran, ajakan kepada manusia agar selaras dengan alam. Wahyu…wahyu…tentulah sesuatu yg tak dapat begitu saja dijelaskan nalar karena semua itu menurutku adalah yg bersifat rohani

  19. ipo 5 Mei 2011 / 3:44 pm

    @java

    anda bilang tidak terikat dg alkitab tp anda banyak mengambil referensi alkitab.
    sepertinya anda ini kristen tapi tidak mau diketahui kekristenan anda.
    org spt itu apa namanya??

    • javanizis 8 Mei 2011 / 7:57 pm

      aku banyak menggunakan refrensi alkitab karena aku ga bisa bahasa arab, kalau kamu tanya agamaku. di ktp dulu katholik, sekarang islam, tapi aku berprinsip: bukan agamalah yg menjadikan aku masuk surga, tapi pengetahuan dan prilakulah yg akan menghakimi kelak.

      • Filar Biru 4 Juni 2011 / 7:58 pm

        @Javans

        kalau kamu islam, kitabmu bukan hati nurani. tapi sudahlah

        • javanizis 6 Juni 2011 / 10:34 am

          Kamu tahu kenapa aku katakan kitabku hati nurani?
          Sebaik apapun dan sesuci apapun orang lain mengganggap, bila hati nuraninya tumpul, maka kitab itu tak lebih dari sesuatu yang tidak berguna.
          Karena itu agama dan kitab suci nya adalah selang-selang infus yang akan memberikan injeksi dan nutrisi agar……….

          Bacalagi kutipan ini
          Dari: Bilangan Fu
          Karya: Ayu Utami
          Moral agama adalah nafas kehidupan, sementara hukum agama hanyalah selang dan segala infus yang memaksa badan mati untuk tidak mati-mati.
          Manusia tidak bisa hidup dengan selang dan segala infus itu terus-menerus.
          Nafas yang alami harus ditumbuhkan dan dipelihara.
          Jika tidak, begitulah, orang mati mengubur orang mati.

  20. javanizis 8 Mei 2011 / 8:25 pm

    Berarti sebelum rohmu berwujud manusia adalah roh gentayangan dan kelak bila sudah terpisah dari daging/raga akan kembali gentayangan.

  21. Ibeng 12 Juni 2011 / 10:05 pm

    @ javanis

    Eh goblok… Jasad apa roh yang lebih dulu di ciptakan ?
    Sudah tahu semua mahluk hidup itu di sempurnakan dulu jasad/fisiknya barulah di ciptakan ruhnya,gak tahu dngn cara bagaimana.

    • javanizis 13 Juni 2011 / 10:05 am

      Jasad diciptakan roh ditiupkan… Aku sudah obok-obok kitab Quran, Taurat, Injil ga ada dalil yang mengatakan bahwa roh itu diciptakan.

  22. حَنِيفًا 13 Juni 2011 / 10:18 am

    Bijinih lho… hehehe
    roh itu menempati ruang dan waktu, sedangkan Alam raya diciptaken oleh ALLOH.
    Bus on the way….
    TIDAK DISEBUTKEN DALAM DALILNYA IKAN ASIN ITU HALAL, tapi boyeh dimakan sama sego anget.. 😀

    • javanizis 15 Juni 2011 / 11:07 am

      Betul…betul..betul…
      Jadi mengapa mesti harus berdasarkan dalil.

      Dari: Bilangan Fu
      Karya: Ayu Utami
      Moral agama adalah nafas kehidupan, sementara hukum agama hanyalah selang dan segala infus yang memaksa badan mati untuk tidak mati-mati.
      Manusia tidak bisa hidup dengan selang dan segala infus itu terus-menerus.
      Nafas yang alami harus ditumbuhkan dan dipelihara.
      Jika tidak, begitulah, orang mati mengubur orang mati.

      • حَنِيفًا 15 Juni 2011 / 12:44 pm

        Mungkin DALILNYA bejinih :
        BABI, BANGKAI, DARAH …. HARAM, bus on the way… kira-kira hukum IKAN ASIN invert dari DALIL HARAM 😀

        • javanizis 17 Juni 2011 / 9:38 am

          He…he.. ikan asin itu juga bangkai. ikan tongkol juga bangkai dan tidak satupun yang disembelih. Ikan-ikan itu semuanya mati lemas, karena tidak bisa berenang di darat apalagi melayang di udara. Habis ga punya sayap dan dikasih payung untuk terjun.
          Ikan asin, ikan tongkol. Haram!!!!!!!!!!!!

      • حَنِيفًا 17 Juni 2011 / 10:01 am

        😀 hehehe…
        Perhatiken DALIL BANGKAI DAN DARAN : dalam katagori BANGKAI BERDARAH PANAS (domba, kerbau, burung, ayam dll) sedengken IKAN MAH TIDAK BERDARAH PANAS … 😀

        Bejituh, ceritanyah… salam hangat selalu.

        • javanizis 2 Juli 2011 / 9:36 am

          Berdarah panas hehe habis digodok atawa terkena sinar matahari secara lagsung
          Berdarah dingin soalnya hidup dalam air atawa di kutub
          He…he..he…

  23. Ibeng 13 Juni 2011 / 6:59 pm

    @ javanis

    Di ciptakan pake apa ?
    Di tiupkan pake apa ?

    • javanizis 15 Juni 2011 / 11:01 am

      Nah kalau you tanyanya seperti itu. tanya saja pada penulis kitab suci dan pendiri agama. Sehingga mereka membuat dalil dan aturan.
      Why…………………….

  24. hamba Allah 2 Juli 2011 / 9:34 pm

    (Al Baqarah: 6-7) Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.

    (Al Baqarah: 39) Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

    • javanizis 11 Juli 2011 / 9:40 am

      Aku ga peduli tuh, mau dikatakan sesat atawa kafir.
      Sebab ada kata-kata, “Jangan kamu mengatakan saudaramu…Kamu kafir…Sebab kamu sendiri tak dapat mengukur keimananmu kepada Tuhan.

    • Rio Sukmo Degdoyo'l 5 April 2013 / 3:20 pm

      Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa pun dari mereka yang benar-benar mengimani Allah, Hari Akhir, dan berbuat kebajikan, niscaya mereka memiliki pahala di sisi Tuhannya; dan tidak ada ketakutan maupun kesedihan bagi mereka. (al-Baqarah, 2: 62)

      ketahui dulu bung kitabnya …………….

  25. hamba Allah 11 Juli 2011 / 2:57 pm

    Yang mengatakan kafir itu ALLAH, bukan saya.

    • javanizis 8 Juli 2012 / 11:09 pm

      Kretia kafir menurut siapa?
      sedangkan para nabi tidak mau begitu saja menghakimi seseorang meski dengan hanya berkata, “KAMU KAFIR”

    • Rio Sukmo Degdoyo'l 5 April 2013 / 3:25 pm

      hamba Allah @

      apasih kafir itu ?
      kalau menurut saya kafir adalah orang gak punya tuhan ?
      kalau punyatuhan apakah kafir?

  26. akungtama 6 September 2011 / 7:00 pm

    damai ajalahhhhhhhhhhhhh

    • javanizis 9 September 2011 / 1:00 pm

      oi…..aku sich selalu damai……….

  27. akungtama 22 September 2011 / 11:16 am

    javanizis ;aku dulu waktu muda spt anda.tapi dgn berangsur tua dan banyak merenung akhirnya berserah diri/islam.berapa umurmu nak

    • javanizis 23 September 2011 / 9:23 am

      He..he….umur tak bisa dijadikan patokan om. Pernah dengar istilah jawa “Tuo tuwas”
      Dan alangkah naifnya apa bila mengartikan islam secara huruf.
      Penyerahan diri seperti apakah?
      Meminjam judul Puisinya Subagio Sastrowardoyo “Dan Kematian Semakin Akrab” Seperti itukah?

      Bila Om membaca tulisanku dan menyimaknya

      Di antaranya

      Hukum Taurat tidak berlaku bagiku
      Hukum Injil Tidak berlaku bagiku
      Hukum Al Quran tidak berlaku bagiku.
      Hukum Weda tidak berlaku bagiku
      Hukum Tripitaka tidak berlaku bagiku,
      sebab aku bukan hamba dari salah satunya.

      Hukum dan kitabku adalah hati nurani.
      Apakah perbuatan baik akan bertentangan dengan hukum. Hukum tidak akan membatasi, dan melarang manusia berbuat baik. Demkian juga dengan hukum Tuhan, Hukum Alam, Hukum Adat. Sebab memang semestinya hukum itu diciptakan untuk kebaikan manusia, alam, lingkungan agar senantiasa aman dan damai dengan demikian selamatlah manusia, alam dari kehancuran.

      Maka Om akan dapat menyimpulkan seberapa nilai dari tulisan ini.
      He..he..Sory ya om bukan bermaksud menggurui.
      Apa artinya hukum dan isi kitab bila tidak dicerna dengan hati nurani?
      Hanya akan menjadikan manusia seperti robot yang diprogram untuk memenuhi keinginan sang pembuat robot. Padahal Tuhan menciptakan manusia lebih dari itu. Benar nggak om?

  28. parhobass 7 Juli 2012 / 8:26 am

    Maaf ikut nimbrung;

    Tulisannya bagus,mengalir deras dan tidak membosankan,
    cuman nasehat dari sesama blogger berkata, buatlah tulisan yang singkat2 saja, karena banyak orang yang akan melewatkan bacaaan2 yang terlalu panjang2…

    manusia adalah tubuh, jiwa dan roh.
    Tidak ada satupun yang melebihi dan mengurangi dari ketiganya untuk menjadi satu orang yang utuh dan benar dan baik.

    tubuh dan jiwa dikendalikan oleh roh
    jiwa dan roh dibatasi oleh kemampuan tubuh
    jiwa jangan menjulang tinggi2 meningalkan roh dan tubuh….

    jadi ketiganya akur, satu,…utuh.
    jika kita melihat roh terlalu tinggi, mungkin selangkah lagi kita akan menjadi orang gnostik
    jika kita mengagungkan tubuh, mungkin selangkah lagi kita akan menjadi orang-orang agamais yang tunduk hukum2 agama
    jika kita mengagungkan jiwa, mungkin selangkah lagi kita akan menjadi ahli-ahli theologis yang tidak beriman…

    jadi ketiganya harus satu supaya lengkap sebagai manusia yang utuh, benar, baik.
    tubuh membaca Kitab Suci
    roh menerjemahkannya oleh bantuan ROH yang mengilhami Kitab Suci
    jiwa menelaah untuk misi menyebarkan kasih TUHAN…
    sehingga lengkap keperluannya untuk kita dan untuk sesama…

    salam

    • javanizis 9 Juli 2012 / 2:06 am

      Ya ketiganya.
      Tritunggal
      Tiga menjadi satu
      sehingga layak disebut sebagai manusia
      Tritunggal
      Tiga menjadi satu
      Berjalan beriringan
      untuk menjdi anak Allah

    • javanizis 19 Juli 2012 / 11:17 pm

      Pencari Spiritual biasanya melemahkan raganya dengan berpuasa untuk menguatkan jiwa dan roh. Tetapi spiritual jawa menerjemakan puasa bahasa jawa=poso.Ngeposkan roso.
      Yaitu menghentikan proses berfikir dengan tidak, menghayal, melamun, membayangkan suatu obyek untuk memperoleh titik nol/kosong, tetapi tetap dalam kesadaran agar roh menjadi kuat.

  29. risda 11 Januari 2013 / 1:39 am

    Setuju dgn tulisan ini..
    Menurut saya, kitab suci juga bakalan jadi onggokan kertas ngga bermakna kalo ajaran baik di Dalamnya ngga diamalkan..
    Tpi dr kecil saya sudah ngga stuju sm konsep agama yg menuduh agama lain Salah Atau menganggap agamanya sendiri paling benar,bukankah Justru agama yg mengajarkan kebaikan dan tdk Saling membenci walaupun kpd yg jahat/dibenci?
    Keep up to good work.
    Sudah saatnya fanatisme berlebihan trhdp agama dan kesempitan Berpikir Manusia diberantaassss

    • javanizis 18 Januari 2013 / 12:33 pm

      @risda
      Sudah saatnya fanatisme berlebihan trhdp agama dan kesempitan Berpikir Manusia diberantaassss
      @Javanizis
      Untuk menuju kesadaran dalam diri akan harkat dan martabatnya sebagai manusia, sehingga menjadi manusia yang manusiawi.

  30. obot 22 Januari 2013 / 8:29 pm

    udehhh ga usah pada ribut…yg nulis so pinter, pake ngebahas islam segala….
    dalam ilmu islam ada 4 tingkatan yakni syareat, tarekat ,hakekat, marifat.
    Anda non muslim so tau ttg islam
    ilmu Anda ttg syareat islam aja masih Nol…
    kalau anda tanya wali sudah ketemu Nabi….saya jawab ..jangankan wali…guru saya aja sudah ketemu nabi….bisa seperti itu karena ternyata dalam islam memang ada pelajarannya… dalam ilmu hakekat ada ilmu harkat Allah, ilmu Kalam Allah,Dhorrob Allah. ilmu harkat ,kalam dan dhorob bisa untuk alam dunia dan alam gaib…
    kalo ilmu Anda masih ilmu dunia…. ga usah ngebahas islam karena Anda bisa gila…
    mengkaji ilmu syareat islam aja ga bisa, menyalah artikan isi Alquran.
    Asal Anda tahu… bagi mereka yang belajar ilmu hakekat, Alquran hakikatnya ghaib, membaca Alquran harus pake qolbi, kalo perlu pake harkat. kalo pake nalar kita sudah pasti terbatas…apalagi Anda yang non muslim.
    mereka yang muslim saja ketika jika mentok di syareat akan bilang sholat 5 waktu, tapi muslim yang mencapai hakekat akan bilang sholat setiap waktu…
    perhatikan perbedaan antara ilmu syareat dan hakikat tentang sholat padahal sumbernya sama2 dari Alquran.
    mohon maaf nihh, Anda ga usah ngebahas islam maupun isi Alquran kalo ilmunya belum sampe…

    • javanizis 26 Januari 2013 / 10:52 pm

      @obhotz
      dalam ilmu islam ada 4 tingkatan yakni syareat, tarekat ,hakekat, marifat.
      He..he..he yang aku tulis tuh kira-kira bobotnya syareat, tarekat ,hakekat, apa marifat ya.
      Guru anda ketemu nabi dalam artian fisik apa spiritual?

      Orang jawa dan spiritual jawa ga perlu sulit-sulit mempelajari syareat, tarekat ,hakekat, marifat sebagai ilmu. Karena spiritual jawa tak perlu membebani umat manusia untuk berfikir sulit dan menyulitkan pikiran.

      Semoga anda sudah mencapai tahapan ilmu yang paling tinggi dalam tataran agama anda, sehingga anda tak gampang mengkafirkan agama dan kepercayaan orang lain yang tentu saja tak serendah yang anda pahami.

      • ERIC SABASTIAN 17 Oktober 2013 / 10:02 pm

        ANDA SENDIRI GIMANA? TAU APABILA AJARAN AGAMA KRISTEN BENAR KOK GK IKUT KE AJARAN TSB?

        • javanizis 20 Oktober 2013 / 4:19 am

          Apakah yang menerima, percaya, dan menerima Yesus harus beragama Kristen. Yesus tidak mengajarkan agama tetapi mengajarkan, bertingkah laku baik. Kristen awalnya bukanlah agama, tapi istilah yang digunakan untuk menyebut pengikut-pengikut kristus

  31. obot 28 Januari 2013 / 10:21 pm

    @javanizis say:
    “He..he..he yang aku tulis tuh kira-kira bobotnya syareat, tarekat ,hakekat, apa marifat ya.

    padahal saya sudah tulis sebelumnya ilmu Anda ttg syareat islam aja masih Nol…
    ingat syariat islam bukan ilmu syareat yang lain.
    Tafsir Anda tentang ayat Alquran berbeda dengan kami yang muslim.
    berdasarkan koment2 diatas mungkin karena nurani kita berbeda kami muslim dan Anda non muslim.
    muslim menafsirkan Alquran dengan niat untuk menambah keimanannya sedangkan non muslim niatnya apa? sudah pasti yang non muslim akan selalu menolak dan mencari kelemahan ayat tersebut, padahal mengkaji isi Alquran tidak bisa berdasarkan terjemahannya saja tapi harus melihat dari sejarah kenapa ayat itu turun dan apakah ayat itu masih sesuai dengan situasi dan kondisi masa sekarang karena islam sesungguhnya fleksibel dengan adanya hukum ruksoh(kemudahan). jadi kalo tafsir Anda Alquran jatoh dari langit dalam sekejap sudah pasti Anda salah. Bagaimana bisa menafsirkan kalo sejarah Alquran belum tahu.
    Kami yang muslim saja terkadang masih selisih pendapat tentang tafsir Alquran (itu karena mereka ilmunya sebatas syareat) apalagi Anda yang non muslim sampai kiamat pun akan sulit sependapat.
    contoh
    mereka yang muslim jika tafsir hanya dengan ilmu syareat akan bilang sholat 5 waktu, tapi muslim yang mencapai hakekat akan bilang sholat setiap waktu…
    perhatikan perbedaan antara ilmu syareat dan hakikat tentang sholat padahal sumbernya sama2 dari Alquran. kesimpulannya hakikat menyempurnakan ilmu syareat yang sudah ada.

    Anda bertanya “Guru anda ketemu nabi dalam artian fisik apa spiritual?”
    jawab: Guru saya hanya bertemu roh nabi Muhammad SAW karena fisiknya sudah dikubur di tanah Arab.
    bagi penganut hakikat mereka yang ahli zikir rohnya tidak akan pernah mati yang mati hanya jasadnya saja.
    Dan saya tidak perlu menjelaskan karena nalar Anda tidak akan sampai karena nalar Anda tentang syareat kami pun Anda masih berbeda dengan kami.

    Saya akui Anda memang pintar mengolah kata dan itu adalah anugrah karunia yang Anda miliki, jujur saya kagum dengan Anda.
    Jujur pula saya juga tidak suka dengan saudara2 saya yang mengaku muslim tapi mengkafirkan orang, karena hakikatnya kami yang muslim pun bisa kafir. dan itu jelas di dalam Alquran.

    mohon maaf kalo Anda tersinggung dengan koment saya sebelumnya yang mengatakan Anda so tau ttg islam, saya manusia biasa yang tidak mengerti tidak tahu apa2 yang masih bisa lupa dan khilaf, mohon dimaafkan.
    perlu Anda tahu, seburuk2nya pendapat Anda tentang Agama kami (muslim) kami akan tetap beriman kpd Allah SWT yang kami yakini, begitu pula sebaliknya, Anda juga akan tetap meyakini agama Anda.

    Saya cuma takut kalo Anda tersinggung dengan koment saya karena sya memang tidak sepandai Saudara dalam mengolah kata2. Kalo Anda tersinggung kemudian saya juga tersinggung terus kita ribut…..setan sudah pasti tertawa riang.
    semoga Anda paham maksud saya.
    trims

  32. javanizis 29 Januari 2013 / 2:08 am

    @obot
    padahal saya sudah tulis sebelumnya ilmu Anda ttg syareat islam aja masih Nol…
    ingat syariat islam bukan ilmu syareat yang lain.
    Tafsir Anda tentang ayat Alquran berbeda dengan kami yang muslim.
    berdasarkan koment2 diatas mungkin karena nurani kita berbeda kami muslim dan Anda non muslim.

    @javanizis
    Tak ada ilmu yang tak dapat dipelajari. Demikian juga dengan ilmu agama. Setiap manusia berhak untuk mempelajari. Semua tergantung pada individu masing-masing. Memang manusia memiliki bakatnya masing-masing dan alangkah indahnya bila bakat itu dapat saling menunjang dan saling melengkapi dan digunakan untuk kepentingan semua umat manusia sehingga permukaan bumi yang bulat ini tercipta kedamaian dan keadilan.
    Pada kenyataannya lebih banyak mementingkan ego individu dan golongan, bahkan agamapun seolah menjadi barang dagangan yang mendatangkan kekayaan (duniawi tentunya). Ayat-ayatpun dipelintir untuk menjadikan tindakannya seolah benar dan sesuai dengan syareat/hukum agama.
    Para Pemimpin agama berlomba untuk menambah pengikut agamanya dengan iming-iming masuk surga. Dengan penafsiran yang berbeda.

    @obot
    muslim menafsirkan Alquran dengan niat untuk menambah keimanannya sedangkan non muslim niatnya apa? sudah pasti yang non muslim akan selalu menolak dan mencari kelemahan ayat tersebut, padahal mengkaji isi Alquran tidak bisa berdasarkan terjemahannya saja tapi harus melihat dari sejarah kenapa ayat itu turun dan apakah ayat itu masih sesuai dengan situasi dan kondisi masa sekarang karena islam sesungguhnya fleksibel dengan adanya hukum ruksoh(kemudahan). jadi kalo tafsir Anda Alquran jatoh dari langit dalam sekejap sudah pasti Anda salah. Bagaimana bisa menafsirkan kalo sejarah Alquran belum tahu.

    @javanizis
    Muslim membaca kitab yang lain niatnya juga apa?
    Jawabannya sama
    Muslim akan selalu menolak dan mencari kelemahan ayat kitab tersebut, padahal mengkaji isi kitab agama lain juga tidak bisa berdasarkan terjemahannya saja tapi harus melihat dari sejarah kenapa kitab itu dipakai sebagai tuntunan hidup oleh pemeluknya dan apakah ayat dalam kitab itu masih sesuai dengan situasi dan kondisi masa sekarang karena kitab agama lainpun juga sebagai penuntun bagi pemeluknya
    contoh
    muslim bersitegang dan saling berargumen dengan kristen jelas-jelas karena berbeda cara menafsirkan dan memahami kitab masing-masing. Muslim juga tidak mau tahu mutiara yang terkandung dalam kitab agama lain (Hindu, Budha, Khong Hu CU, Kristen) yang dia tahu dan anggap hanyalah Hindu menyembah dewa. Padahal dalam Hindu masih ada Kresna. Dewa mungkin hanya setara dengan malaekat dalam Islam.
    Kristenpun akhirnya terpecah karena berbeda penafsiran yang paling parah bila terjadi perbedaan kepentingan utamanya kepentingan duniawi.

    @obot
    Anda bertanya “Guru anda ketemu nabi dalam artian fisik apa spiritual?”
    jawab: Guru saya hanya bertemu roh nabi Muhammad SAW karena fisiknya sudah dikubur di tanah Arab.
    bagi penganut hakikat mereka yang ahli zikir rohnya tidak akan pernah mati yang mati hanya jasadnya saja.
    Dan saya tidak perlu menjelaskan karena nalar Anda tidak akan sampai karena nalar Anda tentang syareat kami pun Anda masih berbeda dengan kami.

    @javanizis
    Tentu saja guru anda bertemu dengan rohnya Muhammad karena rohnya tidak akan pernah mati yang mati hanya jasadnya saja, Karena itu pertanyaan saya dalam artian fisik apa spiritual?”
    Nah Bila bila suatu saat guru anda berzikir dan bertemu dengan Rohnya Nabi Muhammad dan bila mungkin dapat berdialog Rohnya Nabi Muhammad tak ada jeleknya kan bila bertanya di mana tempatnya Yesus, Di mana tempatnya Musa. Di mana tempatnya Shidarta Gautama
    Selanjutnya
    Tentang tersinggung
    Apa gunanya bila menjadi tersinggung.
    Mudah tersinggung tak akan menambah ilmu
    Benar begitu?
    Trims

  33. Ono Aku iki 27 Maret 2013 / 1:25 pm

    SEMUA YANG ADA BAIK TERTULIS MAUPUN TIDAK TERULIS ADALAH HASIL OLAH PIKIR MANUSIA, SEMUA BERMULA DARI PIKIRAN MANUSIA, BAIK POSITIF MAUPUN NEGATIF.
    RENUNGKANLAH.

    • javanizis 30 Maret 2013 / 11:00 pm

      Ya…Pola pikir dituangkan dalam bentuk tulisan ataupun diceritakan secara lisan.
      Di eropa sana, tepatnya Wina, Austria. pada tahun 1907 nama Sigmund Frued terkenal dengan Sosietas Psikoanalisa yang menganalisa jiwa berdasarkan intelegensia/menganalisa berdasarkan pengetahuan logis. Sigmund Frued sebagai guru besar yang memiliki beberapa murid: Alfred Alder, Victor Tausk, Hebert Silberer, Carl Gustav Jung. Murid-murid itu akhirnya bersebrangan dengan sang guru karena sang murid mengungkapkan adanya alam bawah sadar/nirsadar.

      Menurutku alam sadar adalah alam yang kelihatan. Alam nirsadar adalah alam yang tak kelihatan. (Dunia lain dimensi) Alam roh.
      Karena itu Spiritual Timur membedakan antara memikirkan dengan merenungkan meskipun batasanya aku tak tahu pasti.

      Sekedar referensi untuk memahami secara singkat tentang Sigmund Frued dan murid-muridnya silahkan baca Novel berjudul LALITA karya Ayu Utami yang merupakan serial novel Bilangan Fu. Menurutku asyik tuk dibaca.

  34. Sapu Jagat 23 April 2013 / 10:26 pm

    Maaf, nympanq cupye pastye doankw…soale tauwne barue Rukun Islam dan Rukun Iman tok…tok

    Soal Injil Paulus…

    Herman Bakels (1871-1954) dalam bukunya “Nij Ketters? Ya.. Om deere Gods”, p. 119-120, lewat buku “Dialog antara Ahmadiyah dengan saksi-saksi Yehowa”, p. 83 dan 88 berkata sebagai berikut: “De andere ses Bijbels (Weda, Awesta, de boeken over Boedha, Tao-teking, Confusius boeken, Kor’an) ken ik niet genoeg…Van onzen Bijbel weet ik dit zeker. Ik heb hem dertig jaar lang van voren tot achteren doorploeterd. En ik zeg rondement; ik kan in Europa geen boek dat meer stikvol dingen-die-niet-waar-zijn zit dan de Bijbel.”

    Artinya: Adapun enam buah kitab (Weda, Awesta, Kitab-kitab tentang Budha, Tao-teking, Kitab-kitab Confusius, Al-Qur’an) tidak begitu saya kenal. Akan tetapi Bijbel kita ini, pasti saya ketahui. Sudah 30 tahun lamanya saya mengincah Bijbel kita ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu terus terang saya katakan, bahwa di Eropa, saya belum kenal sebuah kitab yang lebih padat dengan hal-hal yang tidak benar dari pada Bijbel.

    Dia juga berkata: “Bijna alle koeken zijn er misleidend, nipseudepigra fisch. D.W.Z. niet geschreven door de auteurs op wier namen zestaan, maar wel later geschreven.”

    Artinya: Hampir semua kitab-kitab dalam bibel itu menyesatkan, yakni memakai nama. palsu, yaitu tidak ditulis oleh pengarang-pengarang yang tercantum nama mereka di atasnya, melainkan ditulis jauh di belakang mereka.

    soal alqu’an…
    Sir William Muir dalam buku “The Life of Mohamet”, London, 1907; p. VII berkata sebagai berikut: “Qur’an adalah karya dasar Agama Islam. Kekuasaannya mutlak dalam segala hal, etika dan ilmu pengetahuan…”

    Prof. H. A. R. Gibb dalam buku “Mohammadanism”, London, 1953, p. 33, berkata sebagai berikut: “Nah, jika memang Qur’an itu hasil karyanya sendiri, maka orang lain dapat menandinginya. Cobalah mereka mengarang sebuah ungkapan seperti itu. Kalau sampai mereka tidak sanggup dan boleh dikatakan mereka pasti tidak mampu, maka sewajarnyalah mereka menerima Qur’an sebagai bukti yang kuat tentang mukjizat.

    • javanizis 24 April 2013 / 5:02 am

      Orang Barat memahami Kitab dengan akal sehingga mereka selalu mencari bukti/berusaha membuktikan.
      Orang timur memahami kitab dengan perenungan dan rasa yang sering kali tak dapat di nalar.
      Contoh: Dikatakan ada surga dan neraka, Siapa yang dapat membuktikan dengan akal? Nah salahkah bila semua orang menafsirkannya dengan cara yang berbeda?

  35. manusia biasa 12 Agustus 2013 / 4:43 pm

    @obot : keren om , (Y)

    @javanisiz : keren , tp sayangnya cuman muter2 katanya , bahayanya bisa malah menyesatkan orang lain.hhhehe.
    klo ente pengen tau lebih tentang islam beli al-quran + tafsir coba di pelajari dengan tulus dan bukan niat mencari kelemahan , pasti ketemu.
    klo anda membela orang kristen/katolik ( maaf ) , saya jelaskan saja . Tuhan maha segala-galanya , betul ??? betul . jadi mengapa dia diam saja ketika disalib ???
    Hindhu : patung adalah buatan manusia , kenapa disembah ? hati nurani pun tahu.
    budha : sidharta gautama juga manusia ( nabi ) , dia juga menyuruh menyembah keesahan ALLAH . ( maaf ini ane kurang tahu )
    dll

    jadi , Om javanis , intinya , anda harus lebih tulus dan ikhlas serta ridho , katanya pake hati nurani ??? masa hati nurani situ salah ??? hhhhehe

    maaf apabila ada salah kata , semoga kita semua dirahmati dan mendapat hidayahNYA . amin

    • javanizis 3 Oktober 2013 / 9:11 am

      hihihi menyesatkan ya? apa itu sesat

  36. bondan 22 Agustus 2013 / 11:39 pm

    …… penulis kelihatan ilmunya dangkal, gk memahami agama dengan mendalam, hanya tahu kulitnya thok……,! saya maklum dengan mutu analisisnya…..

    • javanizis 3 Oktober 2013 / 9:12 am

      hihihi….seberapa dalam ilmumu

Tinggalkan Balasan ke javanizis Batalkan balasan